Penalaran adalah proses berpikir berdasarkan pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Pengamatan sejenis akan membentuk proposisi – proposisi sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, kemudian disimpulkan sebuah proposisi
baru yang tidak diketahui sebelumnya. Proses ini disebut menalar.
Terdapat tiga jenis metode dalam menalar yaitu deduktif, induktif dan abduktif.
Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertujuan untuk menarik kesimpulan berupa prinsip
atau sikap khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Dengan kata lain deduksi merupakan
suatu penalaran untuk menyimpulkan hal khusus dari sejumlah proposisi umum.
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang berbeda bahkan berlawanan dengan penalaran induktif.
Deduktif merupakan penalaran atau cara berpikir untuk menyatakan pernyataan yang bersifat khusus dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat umum. Dijelaskan bahwa untuk menarik kesimpulan secara dedukif
diperlukan pola pikir yang disebut syllogisme dan syllygisme ini tersusun dari dua buah pernyataan
(premise) dan sebuah kesimpulan (konklusi).
Perhatikan contoh berikut:
1. Semua manusia akan mati (Premise 1), Paidi adalah manusia (Premise 2), Jadi Paidi akan mati
(Konklusi)
2. Beras merupakan komoditi bagi orang Indonesia (umum), tetapi ada beberapa wilayah yang
penduduknya mengkonsumsi sagu (khusus) seperti maluku dan papua (khusus).
Macam – macam penalaran deduktif, antara lain :
a. Silogisme
Silogisme adalah proses membuat kesimpulan secara deduktif. Silogisme tersusun dari dua proposisi
(pernyataan) dan konklusi (kesimpulan). Silogisme dirangkai dari tiga buah pendapat yang terdiri dari
2 pendapat dan 1 kesimpulan.
1) Silogisme Negatif
Setiap kalimat yang didalamnya terdapat kata “bukan ataupun tidak” pada premis biasanya
disebut dengan Silogisme Negatif dan begitu juga simpulan. Jadi, jika suatu premis pada
silogisme bersifat negatif, maka kesimpulannya pun bersifat negatif juga.
Misal :
Premis 1 : Penderita kurang darah tidak boleh makan buah melon
Premis 2 : Budi menderita penyakit kurang darah
Konklusi : Budi tidak boleh makan buah melon
2) Silogisme Error
Diperlukan kecermatan dalam menarik kesimpulan menggunakan penalaran silogisme. Untuk
merumuskan premis, diwajibkan mencermati setiap kalimat yang akan dibuat agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman. Perhatikan contoh silogisme error berikut :
Premis 1 : Yanto lulus ujian CPNS
Premis 2 : Yanto rajin menabung dan tidak sombong
Konklusi : Orang yang lulus ujian CPNS karena rajin menabung dan tidak sombong ?
Konklusi diatas adalah salah karena tidak terdapat premis umum (PU)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung atau tanpa silogisme premis atau tidak diucapkan
karena sudah diketahui.
Misal :
Premis 1 : Penderita kurang darah tidak boleh makan buah melon
Premis 2 : Budi menderita penyakit kurang darah
Konklusi : Budi tidak boleh makan buah melon
Entimen : Budi tidak boleh makan buah melon karena menderita penyakit kurang darah
Induktif
Induktif atau Logika Induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus – kasus nyata secara
individual (khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Selain itu, Benyamin Molen (2014:14)
menyatakan bahwa induksi adalah suatu penalaran yang berasal dari pernyataan – pernyataan yang
bersifat khusus atau tunggal, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum.
Selanjutnya surojiyo dkk (2008:60) menyatakan bahwa induksi adalah proses peningkatan dari hal – hal
yang bersifat individual kepada hal yang bersifat universal. Berdasarkan ketiga definisi tersebut, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa induktif adalah proses berfikir untuk menyimpulkan suatu kebenaran
yang dilakukan berdasarkan pada apa – apa yang bersifat khusus, kemudian ditarik suatu kesimpulan
kebenaran yang sifatnya umum/universal.
Adapun contoh bentuk penalaran induktif adalah elang punya mata, kucing punya mata, kerbau punya
mata, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap hewan punya mata. Dibutuhkan banyak sampel untuk
mempertinggi tingkat ketelitian premis dari penalaran induktif yang diangkat.
Comments
Post a Comment