Tujuan Fotografi
❖ Penerangan bertujuan untuk mendidik, atau memungkinkan pengambilan
keputusan yang benar. Contoh foto disurat kabar, majalah, buku petunjuk
dan lain-lain.
❖ Informasi untuk tujuan tertentu bertujuan untuk menarik perhatian
seseorang.
❖ Penemuan Bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan baru, memperluas
cakrawala dan pandangan intelektual, serta meningkatkan taraf hidup.
Contoh, foto untuk keperluan riset dan pengetahuan baru.
❖ Pencatatan untuk mengabadikan pengetahuan dan kenyataan. Contoh, foto
katalog, reproduksi karya seni.
❖ Hiburan untuk memunculkan kemungkinan sumber hiburan yang terbatas
dan untuk kesenangan. Contoh, foto perjalanan, pemoteretan amatir cerita
bergambar dsb.
❖ Pribadi hampir tiap obyek dapat di abadikan secara tidak terbatas dan
berbeda-beda. Dengan gambar dapat diutarakan tentang dunia perasaan, ide
dan pikiran-pikiran mereka
Unsur-unsur Fotografi
Suatu karya fotografi harus diapresiasi dengan cara dideskripsikan dengan
unsur-unsur yang terkandung didalamnya, antara lain :
a. Obyek foto (Subject Matter): orang, benda,tempat atau kejadian yang ada didalam
fototersebut, serta menyebutkan karakter obyek-obyek tersebut. Misal : gedung
tinggi yang monumental, anak-anak yang sedang berlari riang gembira, dll.
Suatu karya fotografi harus diapresiasi dengan cara dideskripsikan dengan
unsur-unsur yang terkandung didalamnya
b. Bentuk dan teknik (Form) :
❖ Unsur-unsur yang menyusun, mengatur dan membangun foto yaitu titik,
garis, bidang, bentuk, warna, cahaya, tekstur, massa, ruang dan volume.
❖ Deskripsi tinjauan pada : rentang nada warna/hitam-putih, kontras objek,
kontras kertas, format film, sudut pandang, jarak objek, lensa yang dipakai,
pembingkaian, ruang tajam, tingkat ketajaman folus, ketajaman butiran, dsb.
❖ Menggunakan prinsip-prinsip desain seperti skala, proporsi, kesatuan dalam
keragaman, keseimbangan, arah gaya dan penekanan.
c. Media (Medium) : Deskripsi media dapat mencakup unsur teknis seperi unsur
penyinaran, alat bantu penyinaran, alat bantu pemotretan, dsb. Mencakup semua
aspek yang turut membangun terciptanya ekspresi si seniman pada karya foto serta
dampak yang timbul bagi pelihatnya.
d. Gaya (Style) : adalah menyangkut spirit jaman, gerakan seni, periode waktu, dan
faktor geografi yang mempengaruhi seniman dalam membuat karya foto, yang bisa
dikenali dari karya foto, teknis pemotretan dan media foto.
Kategori Fotografi
Dari masa ke masa orang membuat kategori fotografi berdasarkan obyek
(subject matter) atau bentuknya (form), tetapi dalam perkembangannya sebagai salah
satu media komunikasi visual, dirasa perlu membuat suatu kategori baru yang dapat
mengakomodasi setiap jenis foto yang ada / dibuat. Kategori yang dibuat harus
mencakup seluruh jenis fotografi dari mulai foto seni atau non-seni, foto dokumentasi
keluarga sampai foto yang dipamerkan di museum atau galeri. Penggolongan suatu foto
ke dalam suatu kategori diperlukan suatu interpretasi awal. Kedudukan foto dalam suatu
kategori sangat penting dalam rangka membaca atau menginterpretasi foto tersebut
lebih lanjut dalam konteksnya. Kategori baru ini diklasifikasi berdasar pada bagaimana
suatu karya foto dibuat dan apa fungsi dari karya foto tersebut (Barret, Terry, 2000,
p.54). Menurut Barret kategori fotografi adalah sbb:
a. Foto deskriptif (descriptive photographs) Foto-foto yang termasuk dalam kategori
ini adalah:
❖ Foto identitas diri (pasfoto),
❖ Foto medis atau klinis (foto sinar-x),
❖ Foto mikrografi (foto hasil pengamatan suatu obyek dari mikroskop),
❖ Foto eksplorasi kebumian dan angkasa luar,
❖ Foto pengintaian (kepolisian dan militer / penegak hukum),
❖ Foto reproduksi benda seni / lukisan, dsb.
Foto-foto jenis ini secara akurat menggambarkan benda (subject matter)
yang direpresentasikannya. Contoh foto karya Daniel H. Gould (1971) yang
menggambarkanpartikel virus penyebab kanker di bawah mikroskop dengan
perbesaran 52.000 kali (lampiran foto A, foto 5). Foto seperti ini memungkinkan dokter melakukan studi atas mekanisme pembentukan penyakit kanker dan
menemukan terapi atau pencegahan yang tepat atas penyakit tersebut.
b. Foto yang menjelaskan sesuatu (explanatory photographs).
Foto jenis ini memiliki sifat menjelaskan suatu fenomena, kejadian, yang
dapat menjadi bukti visual dari suatu teori ilmiah, baik ilmu fisik maupun ilmu
sosial (sosiologi visual dan antropologi visual).
Foto-foto yang termasuk dalam kategori ini biasanya menunjukkan tempat
dan waktu spesifik yang dapat menjadi bukti visual yang dapat dilacak
kebenarannya. Untuk dapat masuk dalam kategori ini suatu foto harus
menunjukkan penjelasan visual yang dapat diverifikasi dalam disiplin ilmu tertentu
oleh seorang pakar dalam ilmu tersebut. Contohya Foto karya Harold Edgerton
yang menggambarkan foto dirinya memegang balon yang meletus ditembus peluru
menunjukkan sifat lintasan proyektil peluru ketika ditembakkan. Dengan foto
seperti ini dapat diverifikasi (oleh ahli fisika) bahwa proyektil peluru memiliki
kecepatan 15.000 mil/jam dan ketika menumbuk suatu benda keras proyektil peluru
dapat pecah menjadi fragmen-fragmen.
c. Foto Interpretasi (Interpretive photographs).
Tidak seperti foto ilmiah yang sangat obyektif, foto interpretasi lebih
bersifat simbolik, puitik, fiksi, dramatik dan diinterpretasi secara subyektif-
personal. Foto interpretasi pada umumnya dibuat (making photographs) bersifat
hasil kreasi (expansive moments) dan bukan diambil (taking photographs) seperti
halnya foto candid atau menemukan momen seperti foto dokumenter-jurnalistik
(decisive moments).
d. Foto etik (ethically evaluative photographs).
Kategori ini memuat foto-foto yang memuat aspek-aspek sosial kemasya-
rakatan yang harus dinilai secara etik. Foto-foto tentang perang dan akibatnya
(masalahpengungsi, imigran), penyakit menular yang mematikan (AIDS, SARS,
dll.), wabah dan kelaparan, kehidupan kelas bawah (pengemis, anak jalanan, dll.),
ketergantungan narkoba, isu-isu etnik-agama-ras seperti karya Carrie Mae Weems,
serta perusakan lingkungan, masuk dalam kategori ini. Iklan politik dan propaganda
pemerintah serta iklan komersial (baik produk maupun jasa) juga masuk dalam
kategori ini. Foto-foto etik ini umumnya juga membawa misi meningkatkan
hubungan kemasyarakatan yang dibangun dari kesadaran dan kepedulian akan
perbedaan. Selain menggambarkankepincangan sosial, foto-foto etik ini bisa saja
menggambarkan sesuatu yang positif, misalnya potret tokoh wanita yang
inspirasional (seperti Indira Gandhi, Margaret Tatcher, dll). Kategori ini juga mengakomodasi foto-foto yang menggambarkan kehidupan masyarakat dalam
suatu sistem ekonomi-politik tertentu (kapitalis-liberal, sosialis-marxis, dll.).
e. Foto estetik (aesthetically evaluative photographs).
Kategori ini mencakup karya foto yang biasa kita sebut ”foto seni”, foto-
foto yang memerlukan tinjauan dan kontemplasi estetik. Foto-foto ini adalah
tentang benda sebagai obyek estetik yang difoto dengan cara estetik. Umumnya
foto-foto nude tentang studi bentuk tubuh manusia, foto-foto lansekap (alam, kota,
atau gabungan bangunan dengan alam) ala Ansel Adams, foto still life, foto jalanan
(street photography) ala Henri Cartier-Bresson, foto mosaik, foto eksperimental
kamar gelap (alternative processes), masuk dalam kategori ini. Dibandingkan
dengan kategori lainnya, foto estetik lebih mengeksplorasi bentuk (form) dan media
(medium) daripada obyeknya (subject matter) sendiri (karya Jock Struges dan karya
John Coplans). Obyek foto boleh jadi tidak indah seperti contoh foto Richard
Misrach yang menggambarkan sapi-sapi yang mati di pinggir jalan bersalju.
f. Foto teori (theoretical photographs).
Kategori ini mencakup foto tentang fotografi, foto tentang seni dan
pembuatan karya seni, politik seni, foto tentang film, model representasi, dan teori-
teori tentang fotografi. Foto jenis ini biasanya menjadi semacam reproduksi dari
suatu karya seni. Apa yang kita kenal sebagai seni konseptual serta fotografi
konseptual masuk dalam kategori ini seperti karya Zeke Berman dan Sarah
Charlesworth.
Comments
Post a Comment